
Hikmah dan Makna Berkurban: Meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad
Berkurban adalah salah satu ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Ibadah ini dilaksanakan setiap tahun pada hari raya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik sebagai bentuk ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Berikut penjelasan mendalam tentang makna dan hikmah berkurban:
1. Mencari Ridho Allah
Berkurban adalah bentuk ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menyembelih hewan kurban, seorang muslim menunjukkan ketundukannya kepada perintah Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an :
“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kamu.” (QS. Al-Hajj: 37)
2. Wujud Syukur atas Nikmat Allah
Berkurban juga merupakan ekspresi rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan, baik nikmat materi, kesehatan, maupun kesempatan untuk beribadah. Dengan berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan, kita mengingat bahwa rezeki adalah anugerah yang harus disyukuri dan dibagikan.
3. Meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad
Kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, menjadi landasan utama ibadah kurban. Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail sebagai ujian keimanan, keduanya berserah diri dengan penuh ketaatan. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini mengajarkan tentang kepasrahan total kepada Allah, yang kemudian diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam dalam bentuk ibadah kurban.
4. Bukti Keimanan dan Solidaritas Sosial
Berkurban tidak hanya tentang penyembelihan hewan, tetapi juga tentang kepekaan sosial. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, sehingga ibadah ini memperkuat tali persaudaraan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari Idul Adha selain menyembelih hewan kurban.” (HR. Tirmidzi)