Di negeri Indonesia idul fitri dipahami sebagai “hari kemenangan”. Masyarakat kita menyebutnya sebagai “idul fitrah”, yang diartikan sebagai “kembali ke Suci”. Yaitu ketika manusia bersih dari segala dosanya karena telah melaksanakan puasa Ramadan sebulan penuh. Karena masyarakat kita lebih suka mengartikannya sebagai “hari kemenangan”, maka kita mesti merenungi apa maksud dari kemenangan.
“Menang” diartikan bahwa kita mampu menahan diri selama sebulan penuh. Mengendalikan diri agar tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Maknanya kita merayakan hari raya kemenangan karena kita berhasil “mengalahkan diri sendiri” selama sebulan.
Sebenarnya, apa tujuan kita bersusah payah berpuasa selama sebulan? Kalau dipikir dengan logika, maka berpuasa itu tidak masuk akal. Manusia butuh kalori, butuh sumber energi untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya. Kondisi kekurangan energi atau hipoglikemi dalam waktu berjam-jam akan membuat pekerjaan seseorang menjadi tidak efektif. Mungkin itu lah yang ada di dalam pikiran orang-orang tidak beriman yang memang tidak mengerti.
Orang-orang yang menjalani hidup murni hanya menggunakan logika tidak akan memahami makna iman. Alasan utama umat Islam berpuasa ialah karena diperintahkan oleh Allah. Disebutkan dalam Alquran secara jelas dan benderang. Namun, Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk berpuasa dengan suatu tujuan.
Apakah tujuan dari Perintah Puasa?
Ya, tujuan itu adalah agar kita bertaqwa. Pertanyaannya, setelah berpuasa selama sebulan, sudahkah kita menjadi insan yang bertaqwa? Taqwa memiliki berbagai pengertian. Suatu ketika Umar bin Khathab pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang taqwa. Ubay berkata, “Apakah Anda pernah melewati jalan yang banyak durinya?” “Pernah,” jawab Umar. Ubay bertanya kembali, “Bagaimana ketika Anda melewatinya?” Umar menjawab, “Saya sungguh berhati-hati sekali supaya tidak kena duri.” Ubay berkata, “Itulah arti taqwa yang sebenar-benarnya.”
Apakah setelah selesai puasa Ramadan, kita menjadi semakin berhati-hati agar tidak berbuat dosa? Seberapa mampu kita menjaga diri agar senantiasa memilih jalan yang selamat dan tidak tertusuk duri maksiat? Jika puasa tidak membuat menjadi pribadi yang bertaqwa, maka kita termasuk yang disebut dalam hadist dibawah,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.” (HR. At Thabrani)? Astagfirullah…
Mari kita fahami kembali tujuan kita berpuasa, lalu mengevaluasi diri. Jika dirasa belum, bahkan terasa masih jauh, maka berusahalah. Berusaha dan bersungguh-sungguhlah sebelum kesempatan itu tiada. Di akhir bulan Ramadan, saatnya kita perbanyak istigfar, perbarui tobat. Entah usia kita masih ada untuk Ramadan tahun depan atau tidak.
Di Yayasan Sentuhan Qolbu, kita bersama Anak-anak Yatim dan Dhuafa berusaha memaknai Hari Kemenangan ini dengan penuh suka-cita yang mendalam. Itu di rasakan karena kita sama-sama berbagi kebahagiaan dengan Para Donatur agar mampu merasakan apa yang di rasakan anak-anak yatim dan dhuafa di yayasan kami. Ramadhan dan Hari kemenangan ini menjadi waktu yang penuh makna, Para dermawan bisa berbuka puasa bersama dengan anak-anak yatim dan dhuafa yang selama ini waktu seperti ini sulit di jalani. Untuk Anak-anak sendiri menjadi momentum yang tidak bisa dilupakan, karena kondisi fisik yang lemaspun mereka terus mengikuti pelatihan dan pendidikan di ayasan Sentuhan Qolbu.
Dari mulei pendidikan Al Qur’an, pendidikan seni, buka puasa bersama, Sholat tarawih bersama, serta tadarus bersama. Sampai pada acara puncaknya di adakan Penyerahan Santunan Lebaran untuk Yatim dan dhuafa dengan menampilkan berbagai Pentas Seni dari Anak-Anak yatim dan Dhuafa. Ini juga menjadi momentum yang sangat terkesan bagi para Donatur yang ikut hadir dalam acara tersebut.
Kedepan, semua ini harus terus menjadi dasar untuk terus berusaha menjadi insan yang bertaqwa, baik dari Para Donatur atau kita Pengurus dan anak-anak binaan Yayasan Seantuhan Qolbu. Semoga Kita menjadi pribadi yang benar-benar mendapatkan Kemenangan itu, menjadi Pribadi yang bertaqwa dan lebih berhati-hati dalam melangkah kedepan. Semoga Bermanfaat.